|
Herna Ketua DPD IMM Kalbar, Andi Juanda Sekum DPD IMM Tengah dalam pertemuan Sabtu 7 Februari 2015 |
SUARA
IKATAN, Pontianak 8 Februari 2014. Sejak beridiri tahun 1912 Muhammadiyah
menegaskan diri sebagai gerakan Islam yang berjuang menyebar luaskan dan
memajukan ajaran Islam di Indonesia yang diilhami oleh firman Allah SWT dalam
surat Ali Imran 104. Misi Muhammadiyah tersebut dikenal dengan gerakan dakwah
dan tajdid , yang diwujudkan melalui kepeloporan dalam pembaharuan pemahaman
agama, reformasi system pendidikan Islam, pengembangan pranata
pelayanan-pelayanan social dan pemberdayaan masyarakat berbasis Penolong
Kesengsaraan Oemoem (PKO), memajukan peran perempuan muslim (Aisyiyah) di ruang
public, pengorganisasian zakat dan haji, merintis taman pustaka dan publikasi,
tabligh yang mencerdaskan, dan mengembangkan amaliah Islami yang memajukan
kehidupan.
Dalam kehidupan kebangsaan, bersama –sama dengan komponen umat Islam yang lain
Muhammadiyah berberkiprah dalam pergerakan kebangsaan menuju kemerdekaan
Indonesia dan berperan aktif meletakkan pondasi Negara dan bangsa Indonesia
yang berlandaskan Pancasila dan UUD l945. Demikian juga pada masa orde lama,
orde baru maupun masa reformasi Muhammadiyah tetap dalam koridor konstitusi dan
cita–cita kemerdekaan, untuk memajukan dan mencerdaskan bangsa menuju
masyarakat sejahtera lahir dan batin yang dilandasi dengan nilai-nilai Islam; Ujar
IMMAWAN HERNA Ketua DPD IMM Kalbar.
Herna
Menambahkan, Bagi Muhammadiyah Islam merupakan nilai utama sebagai fondasi dan
pusat inspirasi yang menyatu dalam seluruh denyut-nadi gerakan. Muhammadiyah
berkeyakinan bahwa Islam sebagai risalah yang dibawa oleh para Nabi sejak awal
kenabian hingga Nabi akhir jaman Nabi Muhammad s.a.w. adalah agama Allah yang
lengkap dan sempurna. Islam selain mengandung ajaran berupa perintah-perintah
dan larangan-larangan tetapi juga irsyadat (petunjuk-petunjuk) untuk
keselamatan hidup umat manusia di dunia dan akhirat. Islam merupakan agama yang
mengandung nilai-nilai kemajuan, yang kehadirannya diyakini mampu membawa
rahmat bagi kemajuankhidupan manusia sepanjang masa,Ujarnya di sela-sela
pertemuan dengan Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Kalimantan Barat dan
Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kota Pontianak Sabtu 7 Februari 2015 di
Pontianak.
Dalam
pertemuan ini Herna selaku Koordinatur mengatakan hendaknya dibeberapa agenda
besar Muhammadiyah dalam waktu dekat ini seperti muktamar hendaknya dijadikan
momentum memperbaiki system kaderisasi dan transformasi kader yang jelas di
lembaga Muhammadiyah Itu sendiri, baik itu
di Pimpinan Persarikatan dari Pusat sampai Ranting maupun amal usah sehingga
kader-kader ortom yang sudah lama berjuang demi Muhammadiyah dapat terakomodir.
Selain transformasi Kader Ortom, perhatian yang
lebih juga diharapkan oleh pimpinan yang terpilih nantinya dapat menegas kan
kembali bahwa Muhammadiyah adalah sebuah organisasi Islam yang besar di
Indonesia. Nama organisasi ini diambil dari nama Nabi Muhammad SAW, sehingga
Muhammadiyah juga dapat dikenal sebagai orang-orang yang menjadi pengikut Nabi
Muhammad SAW. Tujuan utama Muhammadiyah adalah mengembalikan seluruh
penyimpangan yang terjadi dalam proses dakwah. Penyimpangan ini sering
menyebabkan ajaran Islam bercampur-baur dengan kebiasaan di daerah tertentu
dengan alasan adaptasi. Gerakan Muhammadiyah berciri semangat membangun tata
sosial dan pendidikan masyarakat yang lebih maju dan terdidik. Menampilkan
ajaran Islam bukan sekadar agama yang bersifat pribadi dan statis, tetapi
dinamis dan berkedudukan sebagai sistem kehidupan manusia dalam segala
aspeknya. Dalam pembentukannya, Muhammadiyah banyak merefleksikan kepada
perintah-perintah Al Quran, diantaranya surat Ali Imran ayat 104 yang berbunyi:
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah
orang-orang yang beruntung. Ayat tersebut, menurut para tokoh Muhammadiyah,
mengandung isyarat untuk bergeraknya umat dalam menjalankan dakwah Islam secara
teorganisasi, umat yang bergerak, yang juga mengandung penegasan tentang hidup
berorganisasi. Maka dalam butir ke-6 Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
dinyatakan, melancarkan amal-usaha dan perjuangan dengan ketertiban organisasi,
yang mengandung makna pentingnya organisasi sebagai alat gerakan yang niscaya,
Ujar Immawan Herna.
Herna Juga Menambahkan Bahwa alam tradisi
Muhammadiyah, figur ketua tidak terlalu sentral karena persyarikatan ini
menganut model kepemimpinan kolegial. Maju mundurnya Muhammadiyah sangat
ditentukan kualitas kepengurusan kolektif dalam memimpin organisasi ini. Model
kepemimpinan secara kolektif ini juga menjadi tradisi di organisasi otonom
(ortom) seperti Aisyiyah, Nasyiatul Aisiyah (NA), Pemuda Muhammadiyah, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Pandu Hisbul
Wathon, Tapak Suci. Demikian juga majelis dan lembaga lainnya di lingkungan
Muhammadiyah.
Maka tidak berlebihan bila ada harapan agar
muktamar ke 47 di Makassar kali ini menjadi tonggak bagi komitmen untuk
melakukan regenerasi secara kolektif di tubuh pimpinan Muhammadiyah. Pintu
masuk kearah itu adalah dengan cara mengubah AD dan ART Muhammadiyah tentang
kepemimpinan persyarikatan ini. Forum muktamar memang memiliki wewenang
mengubah AD dan ART disesuaikan dengan kebutuhan organisasi sesuai dengan
perkembangan masyarakat. Artinya apa bila Muhammadiyah tidak serius dalm
pembinaan kader, maka hal ini akn jadi boomerang bagi muhammadiyah kedepannya. (Poetrake/15)