Ratusan Kader IMM se-Kalimantan Barat Berkumpul di Bundaran Untan Saat Melakukan Aksi Tuntut Jokowi Mundur |
Pontianak, 25 Mei 2015. Gerakan
Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se Indonesia yang semula berencana mengusung
isu pelengseran Presiden Joko Widodo, tampaknya terbelah. Sebagian tetap
menggelar aksi, sebagian lagi mengurungkan demo. Padahal, sebelumnya beredar
pesan berantai akan ada unjuk rasa besar-besaran di Jakarta dan kota-kota besar
lain pada Rabu ini (20/5/2015). Selain untuk memperingati reformasi, pesan itu
juga menyisipkan isu pelengseran Jokowi, yang dianggap gagal memperbaiki
kondisi perekonomian rakyat. Perubahan peta itu setelah sejumlah perwakilan BEM
diundang ke Istana Presiden pada Senin (18/5) malam. Benarkah gerakan BEM ini
sudah terbeli?
Tidak
demikian dengan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), baik itu ditataran Pusat
maupun sampai di Daerah. Karena kami IMM berfikiran Masa kini adalah masanya
kita. Siapa yang diam, dia akan ditinggalkan dan dilupakan oleh Sejarah. Hanya
orang kritis dan beranilah yang membuat perubahan”Tegas Herna Ketua DPD IMM
Kalimantan Barat
Sejak
jatuhnya Soeharto pada bulan Mei 1998, mahasiswa Indonesia terpecah menjadi dua
blok besar. Kalau dulu mahasiswa berhimpun dalam satu barisan untuk melawan
rezim diktator yang terkenal otoriter, dimana tenaga, waktu, air mata,
keringat, bahkan darah menjadi taruhannya, dimana para martir intelektual
berguguran dan betapa mahal dampak huru hara setelah peristiwa-peristiwa
tersebut, kini mereka seperti terpecah sebagai mana kita lihat hari ini
kaum-kaum yang dulunya berteriak dan gembar-gembor untuk mengajak aksi dan demo
menentang kebijakan Pemerintah yang hari ini jelas tidak berpihak kepada
rakyat, kini hilang setelah mendapat jamuan makan malam yang disungguhkan dari
uang rakyat.”, Jelas Herna”.
Kami
bersuara, bukan berarti kami cemburu, jelas tidak, kalau hanya seperti yang
kalian dapatkan insya Allah kami yakin kami mampu lebih dari itu jikalau kami
terus KOnsisten dan berkomitment terhadap langkah dan gerakan kami saat ini”,Tegas
Herna Ketua DPD IMM Kalimantan Barat.
Herna
Mengatakan Saat ini terdapat blok yang melanjutkan tradisi heroik sebagai
kekuatan parlemen jalanan yang blak-blakan saat menyoroti masalah kebangsaan
dengan segala resikonya, namun adapula blok yang bersikap apatis dengan acuh
tak acuh dalam menyikapi masalah-masalah kekinian. “barangkali kita telah
kehilangan musuh bersama sehingga menjadi demikian”, begitulah yang sering
terdengar. Memang pada kenyataanya, setelah reformasi bergulir, kendati tidak
serta merta membuat keadaan sosial, politik dan ekonomi jadi lebih baik, tapi
kebebasan mulai dapat dirasakan bukan hanya oleh kalangan aktifis tapi juga
masyarakat pada umumnya. Orang-orang mulai bebas bekumpul, berpendapat, bahkan
yang dulunya pengecut intelektual kini mulai berani keluar dari ‘tempat
persembunyian’ dan mengklaim sebagai pahlawan reformasi. Sistem pemerintahan
dirombak dan setelah reformasi, bergulirlah untuk pertama kalinya rakyat dapat
memilih calon pemimpin mereka secara langsung. Setelah kekuasan beralih,
keadaan menjadi lebih nyaman, gerakanpun lambat laun mengendur.
Sejatinya
mahasiswa merupakan sebuah kekuatan besar yang telah mencatatkan namanya pada
panggung sejarah di negeri ini. Gerakan mahasiswa di Indonesia adalah kegiatan
kemahasiswaan yang ada di dalam maupun di luar perguruan tinggi yang dilakukan
untuk meningkatkan kecakapan, intelektualitas dan kemampuan kepemimpinan para
aktivis yang terlibat di dalamnya. Dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia,
gerakan mahasiswa seringkali menjadi cikal bakal perjuangan nasional, seperti
yang tampak dalam lembaran sejarah bangsa. Sejak tahun 1908 sampai dengan tahu
1998, mahasiswa menjadi penyeimbang pemerintah yang represif, diktator dan
bertindak semena-mena. Ada kebanggan tersendiri, bukan soal menurunkan diktator
Soeharto; tetapi bagaimana perjungan akan keadilan dan kesejahteraan itu bisa
mahasiswa sumbangkan kepada negara tercinta ini.
Saat ini, sejujurnya mahasiswa kehilangan orientasi gerakan. Gerakan mahasiswa menjadi mandul, tidak substansif dan hanya sekedar corong ’sponsor’ saja. Idealisme yang diagung-agungkan sejak masa lampau akhirnya dengan sendirinya tergerus oleh zaman yang menghadirkan persaingan yang tidak sehat. Aspirasi mahasiswa menuntut perbaikan dalam segala bidang kehidupan bangsa Indonesia harus dijamin oleh kepastian hukum. Sedangkan yang disebut hukum bagi bangsa Indonesia adalah hukum yang berkedaulatan rakyat, bukan hukum yang hanya menguntungkan dan menguatkan penguasa. Hal inilah yang belum dicapai oleh bangsa kita hingga saat ini. Oleh karena itu yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah mengembalikan kedaulatan kepada rakyat, kedaulatan milik rakyat, kedaulatan rakyat. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah siapa dan bagaimana kedaulatan rakyat dapat dikembalikan ke tangan pemiliknya”,Pangkas Herna.
Saat ini, sejujurnya mahasiswa kehilangan orientasi gerakan. Gerakan mahasiswa menjadi mandul, tidak substansif dan hanya sekedar corong ’sponsor’ saja. Idealisme yang diagung-agungkan sejak masa lampau akhirnya dengan sendirinya tergerus oleh zaman yang menghadirkan persaingan yang tidak sehat. Aspirasi mahasiswa menuntut perbaikan dalam segala bidang kehidupan bangsa Indonesia harus dijamin oleh kepastian hukum. Sedangkan yang disebut hukum bagi bangsa Indonesia adalah hukum yang berkedaulatan rakyat, bukan hukum yang hanya menguntungkan dan menguatkan penguasa. Hal inilah yang belum dicapai oleh bangsa kita hingga saat ini. Oleh karena itu yang harus dilakukan oleh bangsa Indonesia saat ini adalah mengembalikan kedaulatan kepada rakyat, kedaulatan milik rakyat, kedaulatan rakyat. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah siapa dan bagaimana kedaulatan rakyat dapat dikembalikan ke tangan pemiliknya”,Pangkas Herna.
Hari
ini kami IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH sebagai mana Khitah dan Identitas Kami
akan terus berjuang demi tegaknya Keadilan dan lurusnya Kiblat bangsa
sebagaiman cita-cita perjuangan kami, kami tidak akan tergiur dengan apapun
iming-imingnya, karena kami dikader bukan untuk menjadi penjilat, Wahai
Adik-Adik ku yang tergabung di BEM Perguruan Tinggi Muhmmadiyah (PTM) mari kita
kembali kepada gerakan kita, tinggalkan golongan-golongan orang yang Munafik,
terus berjuang bersama kami Insya Allah, Allah SWT meridhoi perjuangan kaum
tertindas…Allahhu Akbar,,,,,!!!!